Materi
4
Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia
4.3.Dominasi SDA di Indonesia
SDA Indonesia sangat melimpah ruah, hal ini
membuat bangsa lain tertarik dengan Indonesia. Namun sayang, SDM kita jumlahnya
masih sedikit ketimbang dengan SDAnya. Kami rasa dengan sedikitnya SDM pun
kita masih bisa mengelola SDA kita dengan mandiri, namun banyak dari SDM kita
yang memilih mengelola SDA negeri orang lain dengan alasan materi. Sebenarnya
tidak sepenuhnya salah, di zaman sekarang siapa sih yang tidak mau uang ?
Sejak zaman Alm Presiden Soekarno, banyak perusahaan asing yang ingin mengambil
alih SDA Indonesia, namun Presiden Soekarno menolaknya, menurut
beliau perusahaan asing hanyalah monopoli keuangan, kapitalisme, dan
neolib. Presiden Soekarno juga pernah menolak bantuan dari IMF yang menurut
beliau hanya akan memberati keuangan negara. Soekarno percaya dengan
kemampuan rakyatnya sendiri. Banyak perusahaan asing yang menekan kontrak
dengan pemerintahan Indonesia sejak era pemerintahan Alm Soeharto hingga
sekarang (Presiden SBY) telah mengakar di negeri ini, contoh saja Freeport, Chevron,
Shell, Suzuki, Honda, Yamaha, dll.
Yang perlu di perhatikan adalah
agar kepemilikan saham asing di industri nasional tidak begitu dominan, sebab
bila itu terjadi maka perekonomian nasinal bisa pincang. Dominasi pihak
asing kini semakin meluas dan menyebar pada sektor-sektor strategis
perekonomian. Pemerintah disarankan menata ulang strategi pembangunan ekonomi
agar hasilnya lebih merata dirasakan rakyat dan berdaya saing tinggi menghadapi
persaingan global.
Per Maret 2011 pihak asing telah
menguasai 50,6 persen aset perbankan nasional. Dengan demikian, sekitar Rp
1.551 triliun dari total aset perbankan Rp 3.065 triliun dikuasai asing. Secara
perlahan porsi kepemilikan asing terus bertambah. Per Juni 2008 kepemilikan
asing baru mencapai 47,02 persen. Hanya 15 bank yang menguasai pangsa 85
persen. Dari 15 bank itu, sebagian sudah dimiliki asing. Dari total 121 bank
umum, kepemilikan asing ada pada 47 bank dengan porsi bervariasi. Tak hanya
perbankan, asuransi juga didominasi asing. Dari 45 perusahaan asuransi jiwa
yang beroperasi di Indonesia, tak sampai setengahnya yang murni milik
Indonesia. Kalau dikelompokkan, dari asuransi jiwa yang ekuitasnya di atas Rp
750 miliar hampir semuanya usaha patungan. Dari sisi perolehan premi, lima
besarnya adalah perusahaan asing.Hal itu tak terlepas dari aturan pemerintah
yang sangat liberal, memungkinkan pihak asing memiliki sampai 99 persen saham
perbankan dan 80 persen saham perusahaan asuransi.Pasar modal juga demikian.
Total kepemilikaninvestor asing 60-70 persen dari semua saham perusahaan yang
dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek.Pada badan usaha milik negara
(BUMN) pun demikian. Dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan
asing sudah mencapai 60 persen. Lebih tragis lagi di sektor minyak dan gas.
Porsi operator migas nasional hanya sekitar 25 persen, selebihnya 75 persen
dikuasai pihak asing. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian
ESDM menetapkan target porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50
persen pada 2025. Tinggal masalah teknis. Karena tak gampang asing dipaksa
melepaskan kepemilikannya begitu saja. Jadi ya pakai tenggat waktu yang cukup
misalnya 10 tahun harus dilepas ke pihak nasional dalam porsi tertentu. Dan
mudah-mudahan di kurun waktu tersebut swasta nasional juga sudah punya sumber
keuangan yang cukup untuk membeli saham asing tersebut.
Dengan kepemilikan nasional yang lebih dari
asing pada sektor-sektor strategis, diyakini perputaran perekonomian nasional
akan semakin kuat dan baik. Kebangkitan ekonomi nasional yang diinginkan banyak
orang akan benar-benar terjadi. Tapi benarkah akan seperti itu? Semuanya
kembali pada mentalitas bangsa dan kepemimpinan nasional. Indonesia pernah
melakukan nasionalisasi kepemilikan asing di masa lalu. Dan kemudian kembali
asing mendominasi. Jangan-jangan permasalahannya bukan pada berapa besar
kepemilikan nasional, tapi bagaimana mengelola seberapapun yang kita miliki.
Sumber:
Ø http://salsyifa.blogspot.com/2015/04/tugas-softskill-bab-3.html
Ø http://ardianiann.blogspot.com/2015/04/kebijakan-pengelolaan-sumber-daya-alam.html







Posting Komentar