Materi 5
PDB,Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
5.2.Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai:
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode
ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa
sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu
diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah
lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo
dan TR. Malthus. Berikut ini akan diuraikan satu per satu.
a. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku
“The Wealth of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia
merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas),
yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat
dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan
menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai
secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur,
yaitu:
Pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang
dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga
kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam
harus dikelola oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber
alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber
alam merupakan batas maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum.
Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga
kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.
b. David Ricardo dan TR Malthus
Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama
dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat
bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David
Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2
kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang
diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat
hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian mengalami
stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan
mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,
dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8,
16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi
penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian
mengalami kemandegan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni
Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.
a. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan
hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan
tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua
faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor
teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal
adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam
memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam
berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai
berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan
fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output
tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.
b. Harrod dan Domar
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan
modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady
growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah dilakukan pada suatu
masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup memproduksi
barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan
modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan
antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi
terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini,
inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha.
Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
Diperkenalkannya teknologi baru.
Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan
teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil
produksi.
Kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi dapat
diukur dengan tingkat pendapatan nasional per-kapita. Untuk dapat meningkatkan
pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat
penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu
tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya
perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk
negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan
tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi fakta bahwa
penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan
ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju
pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per-kapita dapat
tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat
kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja
yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program
pembangunan sosial.
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya
perubahan struktur ekonomi antara lain :
a. Produktivitas
tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
b. Adanya modernisasi
dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi.
c. Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar
produk/jasa yang dihasilkannya.
d. Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi
unggulan
e. Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa
serta mendukung proses produksi.
f. Kegairahan masyarakat
untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
g. Adanya pusat-pusat
pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
h. Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
Struktur perekonomian adalah besar share lapangan
usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun harga
konstan. Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka kita dapat menilai
konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Biasanya
terdapat hubungan antara lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut
Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural
dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya
kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB.
Dalam kaitannya dengan transformasi struktural,
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah
- Pertama, kenaikan riil share pada sektor primer dapat saja dipahami apabila diikuti dengan peningkatan produktvitas yang ikut membawa dampak positif pada upah rata-rata, khususnya di sektor pertanian.
- Kedua, perlu diupayakan peningkatan nilai tambah pada sektor sekunder, yakni industri pengolahan, khususnya industri skala kecil dan menengah yang dibangun dengan basis pertanian. Hal ini mengandung arti bahwa industri yang hendak dikembangkan harus dapat mendorong dan menyerap hasil dari sektor pertanian.
- Ketiga, berkenaan dengan sektor tersier, hendaknya pengembangan sektor perdagangan harus terus dikembangkan dalam rangka memperluas pasar pada sektor primer dan sekunder, termasuk perdagangan yang bersifat ekspor (keluar daerah dan ke luar negeri). Sementara perkembangan sektor hotel, restoran harus dipadukan dengan pembangunan pariwisata guna menumbuhkan sektor tersebut dan industri pendukung wisata lainnya, seperti: transportasi, komunikasi, souvenier dan jasa hiburan. Di samping itu, pengembangan sub sektor tersier yang produktif harus terus ditingkatkan, misalnya melalui pembangunan pariwisata yang lebih intensif, transformasi dan revitalisasi sektor informal menjadi sektor formal yang lebih menekankan skill dan pengetahuan.
Sumber:
Ć http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/produk-domestik-bruto-pdbgross-domestic.html
Ć http://landkitty.blogspot.com/2012/12/pendapatan-nasional-dan-produk-domestik_6.html
Ć http://dyahkw.blogspot.com/2015/03/pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html
Ć http://panggilajabebz.blogspot.com/2015/03/tugas-softskill.html







Posting Komentar