Materi 13
Perdagangan Luar Negeri
13.3.Tingkat Daya Saing
Tingkat daya saing ekspor komoditi perkebunan
Indonesia dengan 4 negara ASEAN yaitu Malaysia, Philipina, Singapura dan
Thailand. Metode analisa daya saing yang digunakan adalah indikator Revealed
Comparative Advantage (RCA). Komoditi ekspor yang akan diteliti yaitu cengkeh,
jahe, jambu mete, biji jarak, biji kakao, kapas, pala-kapulaga, kayu
manis, karet alam, kelapa, minyak sawit, kopi (green coffee), lada
(white/long/black), panili, tebu, teh dan tembakau. Periode yang diteliti
adalah tahun 1994 sampai 2003 atau selama 10 tahun. Negara yang diteliti
meliputi Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Penelitian ini
menggunakan Spearman Rank Correlation untuk meneliti korelasi RCA antara
Indonesia dengan negara ASEAN lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki tingkat daya saing tinggi dalam ekspor perkebunan dengan
nilai rata-rata RCA dari 17 komoditi ekspor utama perkebunan sebesar 10,47.
Peringkat lima besar komoditi dengan rata-rata RCA tertinggi adalah minyak
sawit (25,39), kayu manis (24,6), lada (23,26), kapulaga-pala (18,86) dan panili
(17,46). Jika dibandingkan dengan 4 negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki
tingkat daya saing tertinggi dalam ekspor perkebunan. Nilai rata-rata RCA
masing-masing adalah 10.7 (Indonesia), 3.8 (Malaysia), 0.19 (Phillipina), -0.93
(Singapura) dan 2.32 (Thailand). Dari analisa Spearman Rank Correlation dapat
disimpulkan bahwa RCA Indonesia tidak memiliki korelasi dengan negara ASEAN
yang diteliti. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum ketiga negara yang
diteliti (Thailand, Phillipina dan Malaysia) bukan merupakan pesaing bagi
Indonesia dalam ekspor komoditas perkebunan
Sumber:
Ø http://sandyrado.blogspot.com/2014/03/makalah-teori-perdagangan-internasional.html
Ø http://ageng-julianto.blogspot.com/2012/04/tugas-softskill-tulisan-pertama.html
Ø http://tamaliah16.blogspot.com/2011/06/kebijakan-perdagangan-luar-negeri-tugas.html







Posting Komentar